ISIM-ISIM YANG DI ROFA'KAN
ISIM-ISIM YANG DI ROFA'KAN |
ISIM-ISIM YANG DI ROFA'KAN
SANTRI ALAT - Isim-isim yang Di Rofa'kan (مَرْفُوْعَاتُ الاَسْمَاءِ) - Dalam kitab Al Jurumiyah yang dikarang oleh Syeikh As-Sahanhaji, dalam Bab Marfu'atul Asma beliau berkata:
" Isim- isim yang dirofakan itu terdapat 7 ialah: fa'il, maful yang tidak di sebutkan fai'lnya ( naib fa'il), mubtada serta khobarnya, isim kana serta saudara- saudaranya, khobar inna serta saudara- saudaranya, serta yang mengikuti kepada yang dirofakan ialah terdapat 4: na'at, athaf, taukid, serta badal".
Apa itu مَرْفُوْعَاتُ الاَسْمَاءِ? Artinya merupakan bila terdapat perkataan (kalimah) isim perannya tercantum pada مَرْفُوْعَاتُ الاَسْمَاءِ hingga i’ rabnya ( barisnya) wajib rofa. Ilustrasi yang tercantum pada مَرْفُوْعَاتُالاَسْمَاءِ merupakan fa’ il. Ilustrasi dalam perkataan ذَهَبَ مُحَمَّــــدٌ اِلَى الْمَدْرَسَةِ. Kenapa kalimah مُحَمَّــــدٌ berbaris domah? sebab kalimah مُحَمَّــــدٌ perannya selaku fa’ il
Ada pula yang tercantum pada مَرْفُوْعَاتُ الاَسْمَاءِ yaitu: fa'il, maful yang tidak di sebutkan fai'lnya ( naib fa'il), mubtada serta khobarnya, isim kana serta saudara- saudaranya, khobar inna serta saudara- saudaranya, serta yang mengikuti kepada yang dirofakan (tawabi'). Di sini kami akan menjelaskan isim-isim yang di baca rofa' dan contohnya satu persatu lengkap. berikut penjelasannya:
ISIM-ISIM YANG DI ROFA'KAN (مَرْفُوْعَاتُ الاَسْمَاءِ)
Ada berapakah isim yang di rofa'kan? Isim-isim yang di rofa'kan berjumlah 7 yaitu :
1. Isim yang tarkibannya menjadi fa’il (فاعل)
2. Isim yang tarkibannya menjadi naibul fa’il (نائب الفاعل)
3. Isim yang tarkibannya menjadi mubtada (مبتداء)
4. Isim yang tarkibannya menjadi khobar (خبر)
5. Isim yang tarkibannya menjadi isim kana wa akhowatuha (اسم كان و اخواتها)
6. Isim yang tarkibannya menjadi khobar inna wa akhowatuha (خبر انّ و اخواتها)
7. Isim yang tarkibannya menjadi tawabi’ (توابع), tawabi’ (توابع) ada empat yaitu:
a. Na’at/sifat (نعت ) yang mengikuti man’utnya/mausufnya (منعوت)
b. Athaf/ ma’thuf (عطف/معطوف) mengikuti ma’thuf ‘alaih (معطوف عليه)
c. Tukid (توكد) mengikuti mu’akadnya (مؤكد)
d. Badal (بدل ) mengikuti mubdal minhu (مبدل منه)
A. BAB FA’IL (باب الفاعل)
1. Pengertian Fa’il (فاعل)
Bagian pertama dari kelompok isim yang di rofa’kan yaitu fa’il. Apa itu fa’il? Fa’il menurut bahasa adalah yang melakukan pekerjaan, sedangkan menurut istilah adalah هُوَ الْاِسْمُ الْمَرْفُوْعُ الْمَذْكُوْرُ قَبْلَهُ فِعْلُهُ artinya isim yang wajib dirofa’kan yang sebelumnya disebutkan fi’ilnya. Contoh قَامَ زَيْدٌ
2. Pembagian Fa’il
Fa’il terbagi menjadi dua bagian yaitu fa’il dzohir dan fa’il dhomir. Berikut penjelasannya:
1) Fa’il Dzohir
Apa itu fa’il dzohir? Fa’il dzohir adalah مَا دَلَّ عَلَى مُسَمَّاهُ بِلَاقَيِّدٍ artinya kalimat yang menunjukan suatu yang dinamai tanpa memakai qoiyid mutakalim, mukhotob dan ghoib. Contoh قَامَ زَيْدٌ، يَقُوْمُ زَيْدٌ، قَامَ عَمْرٌو، يَقُوْمُ عَمْرٌو
2) Fa’il Dhomir
Apa itu fa’il dhomir? Fa’il dhomir adalah مَا دَلَّ عَلَى مُسَمَّاهُ بِقَيِّدِ تَكَلُّمٍ اَوْ خِطَابٍ اَوْ غَائِبٍ artinya kalimat yang menunjukan suatu yang dinamai dengan memakai qoiyid mutakalim, mukhotob dan ghoib. Contoh ضَرَبْتُ، ضَرَبْنَا، ضَرَبْتَ.....الخ
B. BAB NA’IBUL FA’IL (باب المفعول الذي لم يسمى فاعله)
C. BAB MUBTADA (باب المبتداء
1. Pengertian Mubtada
Bagian ke tiga dan ke empat dari isim-isim yang di rofa’kan adalah mubtada dan khobar, Isim yang dibaca rofa' yang sepi dari amil lafdzi disebut mubtada. Apa itu mubtada? Mubtada yaitu هُوَ الْاِسْمُ الْمَرْفُوْعُ الْعَارِيْ عَنِ الْعَوَامِلِ اللَّفْظِيَّةِ artinya isim yang di rofakan yang kosong dari amil sebangsa lafadz. Berarti amil yang merofa’kan mubtada bukan amil lafdzi (عامل اللفظي ) akan tetapi amil maknawi (عامل المعنوي), yaitu rofa’nya mubtada sebab menjadi ibtida (permulaan kalam). Contoh زْيْدٌ قَائِمٌ
2. Pembagian Mubtada
Mubtada terbagi dua, yaitu : isim dzohir dan isim dhomir
1) Mubtada Isim Dzohir
Contoh mubtada isim
dzohir :
- زَيْدٌ قَائِمٌ
- زَيْدَانِ قَائِمَانِ
- زَيْدُوْنَ قَائِمُوْنَ
- هِنْدٌ قَائِمَةٌ
- هِنْدَانِ قَائِمَتَانِ
- هِنْدَاتٌ قَائِمَاتٌ
- هُنُوْدٌ قَوَائِمُ
Contoh mubtada isim
dhomir :
a) Lafadz هُوَ قَائِمٌ : Mufrod Mudzakar Ghoib, dhomir munfashil
marfu’
b)
Lafadz هُمَا قَائِمَانِ : Tasniyah Mudzakar Ghoib, dhomir munfashil
marfu’
c)
Lafadz هُمْ قَائِمُوْنَ : Jama’ Mudzakar
Ghoib, dhomir munfashil marfu’
d)
Lafadz هِيَ قَائِمَةٌ : Mufrodah Muanasah Ghoibah, dhomir munfashil
marfu’
e)
Lafadz هُمَا قَائِمَتَانِ : Tasniyah Muanasah Ghoibah, dhomir munfashil
marfu’
f)
Lafadz هُنَّ قَائِمَاتٌ :
Jama’ Muanasah Ghoibah, dhomir munfashil marfu’
g)
Lafadz اَنْتَ قَائِمٌ : Mufrod Mudzakar Mukhotob, dhomir munfashil
marfu’
h)
Lafadz اَنْتُمَا قَائِمَانِ: Tasniyah Mudzakar
Mukhotob, dhomir munfashil marfu’
i)
Lafadz اَنْتُمْ قَائِمُوْنَ:
Jama’ Mudzakar Mukhotob, dhomir munfashil marfu’
j)
Lafadz اَنْتِ قَائِمَةٌ : Mufrodah
Muanash Mukhotobah, dhomir munfashil marfu’
k)
Lafadz اَنْتُمَا قَائِمَتَانِ : Tsniyah
Muanash Mukhotobah, dhomir munfashil marfu’
l)
Lafadz اَنْتُنَّ قَائِمَاتٌ : Jama’ Muanash
Mukhotobah, dhomir munfashil marfu’
m)
Lafadz اَنَا قَائِمٌ : Mutakalim
Wahdah, dhomir munfashil marfu’
n)
Lafadz نَحْنُ قَائِمُوْنَ : Mutakalim
Ma’al Ghoir, dhomir munfashil marfu’
Catatan :
a. Amil terbagi dua, yaitu:
- Amil Lafdi (عامل اللفظي), apa itu amil lafdi? Amil lafdi yaitu : مَا يُتَلَفُّظُ بِاللِّسَانِ وَيُدْرَكُ بِالْعَيْنِ artinya amil yang bisa di ucapkan dengan lisan, dan bisa di lihat dengan mata. Contoh جَاءَ زَيْدٌ lafadz جَاءَ adalah amil lafdi (عامل اللفظي)
- Amil maknawi (عامل المعنوي), apa itu amil maknawi? Amil maknawi yaitu : مَا لَا يُتَلَفُّظُ بِاللِّسَانِ وَلَا يُدْرَكُ بِالْعَيْنِ بَلْ يُدْرَكُ بِالْجِنَانِ فَقَطْ artinya amil yang tidak bisa di ucapkan dengan lisan, dan tidak bisa di lihat dengan mata tetapi bisa ditemukan dengan hati. Contoh هُوَ قَائِمٌ..... عامل المعنوي..... , atau زَيْدٌ قَائِمٌ...... عامل المعنوي.....
D. BAB KHOBAR (باب الخبر)
1. Pengertian Khobar
Isim yang dibaca rofa' yang terletak setelah mubtada dinamakan khobar. Apa itu khobar? Khobar adalah هُوَ الْاِسْمُ الْمَرْفُوْعُ الْمُسْنَدُ اِلَيْهِ artinya isim yang di rofa’kan yang di sandarkan kepada mubtadanya. Berarti yang memerintah rofa’ kepada khobar adalah amil lafdhi yaitu mubtada. Contoh (khobar) قَائِمٌ ( mubtada) زْيْدٌ amil yang dzhoir kepada khobar (amil lafdhi).
2. Pembagian Khobar
Khobar terbagi dua bagian, yaitu:
1) Khobar Mufrod
Apa itu khobar mufrod? khobar mufrod adalah مَا لَيْسَ جُمْلَةً وَلَا شَبِيْهًا بِالْجُمْلَةِ artinya khobar yang bukan berasal dari jumlah (ismiyah, fi’liyah) dan bukan berasal dari syibhu jumlah (dhorof, jar majrur). Contoh :
- زَيْدٌ قَائِمٌ khobar mufrod kalimah mufrod
- زَيْدَانِ قَائِمَانِ khobar mufrod kalimah tasniyah
- زَيْدُوْنَ قَائِمُوْنَ khobar mufrod kalimah jama’
2) Khobar Ghairu Mufrod
Apa itu khobar ghairu mufrod? khobar ghairu mufrod adalah مَا كَانَ جُمْلَةً اَوْ شَبِيْهًا بِالْجُمْلَةِ artinya khobar yang berasal dari jumlah (ismiyah, fi’liyah) atau berasal dari syibhu jumlah (dhorof, jar majrur).
Khobar ghairu mufrod terbagi empat, yaitu:
a. Khobar Jumlah Ismiyah (خبر جملة اسمية)
Khobar Jumlah Ismiyah (خبر جملة اسمية) yaitu jumlahan mubtada dan khobar menjadi khobar dengan syarat di dalam khobarnya terdapat dhomir yang kembali pada mubatada. Contoh : زَيْدٌ جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ
Keterangan : lafadz زَيْد (mubtada), جَارِيَتُ (mubtada), هُ (dhomir), ذَاهِبَةٌ (khobar dari lafadz زَيْد. Lafadz جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ menempati mahal rofa’ karena menjadi khobar dari lafadz زَيْدٌ
Qiyasan khobar jumlah ismiyah:
- زَيْدٌ هُوَ قَائِمٌ
- زَيْدَانِ هُمَا قَائِمَانِ
- زَيْدُوْنَ هُمْ قَائِمُوْنَ
- هِنْدٌ هِيَ قَائِمَةٌ
- هِنْدَانِ هُمَا قَائِمَتَانِ
- هِنْدَاتٌ هُنَّ قَائِمَاتٌ
b. Khobar Jumlah Fi’liyah (خبر جملة فعلية)
Khobar jumlah fi’liyah (خبر جملة فعلية) yaitu khobar yang berasal dari jumlah fi’liyah yaitukumpulnya fi’il dan fa’il menjadi khobar dengan syarat di dalam khobarnya terdapat dhomir yang kembali pada mubatada. Contoh زَيْدٌ قَامَ اَبُوْهُ
Keterangan : lafadz زَيْدٌ (mubtada), قَامَ (fi’il), هُ (dhomir), اَبُوْ (khobar dari lafadz zaidun). ). Lafadz قَامَ اَبُوْهُ menempati mahal rofa’ karena menjadi khobar dari lafadz زَيْدٌ.
c. Khobar Syibhu Jumlah Dhorof (خبر شبه جملة ظرف)
Khobar yang berasal dari dhorof atau kalimah yang menunjukan tempat atau waktu dengan syarat di dalam khobar harus menyimpan makna اِسْتَقَرَّ (tetap). Contoh زَيْدٌ عِنْدَك asalnya اِسْتَقَرَّ عِنْدَك زَيْدٌ
4) Khobar Syibhu Jumlah Jar Majrur (خبر شبه جملة جار مجرور)
Khobar yang berasal dari huruf jar dan majrur dengan syarat dengan syarat di dalam khobar harus menyimpan makna اِسْتَقَرَّ (tetap). زَيْدٌ فِى الدَّارِ asalnya زَيْدٌ اِسْتَقَرَّ فِى الدَّارِ
E. BAB AMIL YANG MASUK PADA MUBTADA KHOBAR (باب العوامل الداخلة على المبتداء والخبر)
Bagian kelima dan ke enam dari isim-isim yang di rofa’kan adalah amil yang masuk pada mubtada dan khobar, amil ini biasa di sebut dengan amil nawasikh (عامل نواسخ) artinya amil yang merubah. Amil nawasikh ada tiga yaitu: كَانَ وَاَخَوَاتُهَا, اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا, ظَنَّ وَاَخَوَاتُهَا Amil nawasikh yang tiga ini terbagi dua, yaitu:
1) Amil Nawasikh Sughro
Apa itu amil nawasikh sughro? amil nawasikh sughro adalah هُوَ مَا يُغَيِّرُ عَلَى اَحَدِهِمَا artinya amil yang merubah salah satunya yaitu mubtada atau khobar. Amil yang merubah salah satunya ada dua yaitu كَانَ وَاَخَوَاتُهَا dan اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا
2) Amil Nawasikh Kubro
Apa itu amil nawasikh kubro? amil nawasikh kubro adalah هُوَ مَا يُغَيِّرُ عَلَيْهِمَا artinya amil yang merubah keduanya yaitu mubtada dan khobar. Amil yang merubah keduanya ada satu yaitu ظَنَّ وَاَخَوَاتُهَا
1. Kana Wa Akhowatuha (كَانَ وَاَخَوَاتُهَا)
Bagian pertama dari amil nawasikh yaitu kana wa akhowatuha (كَانَ وَاَخَوَاتُهَا). Bagaimana amal kana wa akhowatuha (كَانَ وَاَخَوَاتُهَا)? yaitu تَرْفَعُ الْاِسْمَ وَتَنْصِبُ الْخَبَرَ artinya merofa’kan isimnya (mubtada) dan
menashobkan khobarnya. Contoh زَيْدٌ قَائِمٌ menjadi كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا
Contoh qiyasan :
- كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا
- كَانَ زَيْدَانِ قَائِمَيْنِ
- كَانَ زَيْدُوْنَ قَائِمِيْنَ
- كَانَتْ هِنْدٌ قَائِمَةً
- كَانَتْ هِنْدَانِ قَائِمَتَيْنِ
- كَانَتْ هِنْدَاتُ قَائِمَاتٍ
- كَانَتْ هُنُوْدُ قَوَائِمَ
Lafad kana wa akhowatuha (كَانَ وَاَخَوَاتُهَا) merubah mubtada dan khobar dalam empat
perkara, yaitu:
- Lafadz kana (كَانَ ) merubah i’rob khobar dari rofa’ menjadi nashob
- Lafadz kana (كَانَ ) merubah nama asal mubtada menjadi isim kana (كَانَ)
- Lafadz kana (كَانَ ) merubah nama asal kobar mubtada menjadi khobar kana (كَانَ)
- Lafadz kana (كَانَ ) merubah amil asal mubtada amil maknawi menjadi amil lafdhi
Lafad kana wa akhowatuha (كَانَ وَاَخَوَاتُهَا) ada 13, yaitu: كَانَ، اَمْسَى، اَصْبَحَ، اَضْحَى، ظَلَّ، بَاتَ، صَارَ، لَيْسَ، مَازَالَ،
مَافَتِئَ، مَاانْفَكَّ، مَابَرِحَ، مَادَامَ yang 13 ini kalau di lihat dari segi amalnya
terbagi dua, yaitu:
1) Langsung tanpa syarat, yaitu ada delapan : اَمْسَى، اَصْبَحَ، اَضْحَى، ظَلَّ، بَاتَ، صَارَ، لَيْسَ, كَانَ
2) Tidak langsung atau memakai syarat yaitu harus memakai ma nafi (ما نفي), ada empat yaitu:مَازَالَ، مَافَتِئَ، مَاانْفَكَّ، مَابَرِحَ ada juga yang harus memakai ma masdariyah (ما مصدرية ) yaitu مَادَامَ
Lafad kana wa akhowatuha (كَانَ وَاَخَوَاتُهَا) ada 13 kalau di lihat dari segi lafadznya
terbagi dua, yaitu:
1) Bisa beramal pada semua bentuk tasrifnya, contoh كَانَ، يَكُوْنُ، كَوْنًا.......الخ
2) Bisa beramal pada shigot fi’il madhinya saja, contoh لَيْسَ
2. Inna Wa Akhowatuha (اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا)
Bagian kedua dari amil nawasikh yaitu inna wa akhowatuha (اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا). Bagaimana amal inna wa akhowatuha (اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا)? yaitu تَنْصِبُ الْاِسْمَ وَ تَرْفَعُ الْخَبَرَ artinya menashobkan isim (mubtada) dan
merofa’kan khobar. Contoh زَيْدٌ قَائِمٌ menjadi اِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
Contoh qiyasan:
- اِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
- اِنَّ زَيْدَيْنِ قَائِمَانِ
- اِنَّ زَيْدِيْنَ قَائِمُوْنَ
- اِنَّ هِنْدًا قَائمَةٌ
- اِنَّ هِنْدَيْنِ قَائِمَتَينِ
- اِنَّ هِنْدَاتٍ قَائِمَاتٌ
- اِنَّ هُنُوْدَ قَوَائِمُ
Lafad inna wa akhowatuha (اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا) merubah mubtada dan khobar dalam empat
perkara, yaitu:
- Lafadz Inna (اِنَّ) merubah i’rob / baris isim Inna dari rofa’ menjadi nashob
- Lafadz Inna (اِنَّ ) merubah nama asal mubtada menjadi isim inna (اِنَّ)
- Lafadz Inna (اِنَّ ) merubah nama asal kobar mubtada menjadi khobar inna (اِنَّ)
- Lafadz Inna (اِنَّ ) merubah amil asal mubtada amil maknawi menjadi amil lafdhi
Lafad inna wa akhowatuha (اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا) ada 6, yaitu:
- اِنَّ mempunyai makna لِلتَّوْكِيْدِ artinya sesungguhny, contoh اِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
- اَنَّ mempunyai makna لِلتَّوْكِيْدِ artinya sesungguhnya, contoh اَنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
- لٰكِنَّ mempunyai makna لِلْاِسْتِدْرَاكِ artinya tetapi, contoh لٰكِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
- كَاَنَّ mempunyai makna لِلتَّشْبِيْهِ artinya seperti/seakan-akan, contoh كَاَنَّ زَيْدًا قَائِمٌ
- لَيْتَ mempunyai makna لِلتَّمَنِّيْ artinya ingin sekali/andaikan, contoh لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَوْمًا
- لَعَلَّ mempunyai makna لِلتَّرَاجِيْ artinya boleh jadi/barangkali, contoh زَيْدًا قَائِمٌ لَعَلَّ
Apa itu Istidrok (اِسْتِدْرَاكِ)? Yaitu هُوَ تَعْقِيْبُ الْكَلَامِ بِرَفْعِ مَا يُتَوَهَّمُ ثُبُوْتُهُ اَوْ
نَفْيُهُ artinya
menindaklanjuti kalam dengan menghilangan sangkaan salah dengan ada nya kalam
atau tidak adanya kalam
Apa itu Tasybih (تشْبِيْهِ)? Yaitu هُوَ مُشَارَكَةُ اَمْرٍ لِاَمْرٍ فِى مَعْنًى بَيْنَهُمَا artinya berbarengan
suatu perkara dengan perkara yang lain di dalam maknanya
Apa itu Tamanni (تمنّي)? Yaitu هُوَ طَلَبُ مَا لَا طَمَعَ فِيْهِ اَوْ مَافِيْهِ عُسْرٌ artinya
meminta/mengharap suatu perkara yang tidak mungkin
Apa itu Tarojji (تراجي)? Yaitu هُوَ طَلَبُ مَا لَا طَمَعَ فِيْهِ اَوْ مَافِيْهِ يُسْرٌ
artinya meminta/mengharap suatu perkara yang
mungkin terjadi dan mudah di dapat (hasilkan)
3. Dzonna Wa Akhowatuha (ظنّ واخواتها)
Bagian ketiga dari amil nawasikh yaitu dzonna wa akhowatuha (ظنّ واخواتها). Bagaimana amal dzonna wa akhowatuha (ظنّ واخواتها)? yaitu تَنْصِبَ الْاِسْمَ وَالْخَبَرَ artinya menashobkan isim (mubtada) dan khobarnya. Contoh زَيْدٌ قَائِمٌ menjadi ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا
Contoh qiyasan:
- ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا
- ظَنَنْتُ زَيْدَيْنِ قَائِمَيْنِ
- ظَنَنْتُ زَيْدِيْنَ قَائِمِيْنَ
- ظَنَنْتُ هِنْدًا قَائمَةً
- ظَنَنْتُ هِنْدَيْنِ قَائِمَتَيْنِ
- ظَنَنْتُ هِنْدَاتٍ قَائِمَاتٍ
- ظَنَنْتُ هُنُوْدَ قَوَائِمَ
Kalau kita lihat
contoh diatas tidak ada yang menunjukan kalimah yang di rofa’kan, maka tidak
termasuk marfu’atil asma (isim yang di rofa’kan). Lafad ظنّ menjadi fi’il, تُ menjadi fa’il, زَيْدًا menjadi maf’ul ke satu, قَائِمًا menjadi maf’ul ke dua.
Lafad dzonna wa akhowatuha (ظنّ واخواتها) merubah mubtada dan khobar dalam empat perkara,
yaitu:
- Merubah i’rob / baris isim dan khobarnya asal rofa’ menjadi nashob
- Merubah nama isim/mubtada menjadi maf’ul ke satu
- Merubah nama kobar menjadi maf’ul ke dua
- Merubah amil asal amil maknawi menjadi amil lafdhi
Lafad dzonna wa akhowatuha (ظنّ واخواتها) ada 10, yaitu:
- Lafadz ظَنَنْتُ artinya saya menyangka
- Lafadz حَسِبْتُ artinya saya menyangka
- Lafadz خِلْتُ artinya saya menyangka
- Lafadz زَعَمْتُ artinya saya menyangka
- Lafadz رَاَيْتُ artinya saya melihat
- Lafadz عَلِمْتُ artinya saya mengetahui
- Lafadz وَجَدْتُ artinya saya menemukan
- Lafadz اِتَّخَذْتُ artinya saya menjadikan
- Lafadz جَعَلْتُ artinya saya menjadikan
- Lafadz سَمِعْتُ artinya saya mendengar
Syarat Lafad dzonna wa akhowatuha (ظنّ واخواتها) harus dibarengi dengan fa’il dhomir yaitu lafadz تُ menjadi ظَنَنْتُ
F. TAWABI’ (التوابع)
Bagian ke tujuh dari isim-isim y ang di rofa’kan adalah tawabi’, yaitu yang mengikuti. Tawabi berjumlah empat, yaitu: na’at/sifat, athaf/athof/ma’tuf, taukid, badal.
1. Na’at/sifat (نعت/صفة)
1) Pengertian Na’at/Sifat
Bagian pertama dari
tawabi’ adalah na’at atau sifat. Apa itu na’at/sifat? Na’at/sifat menurut
lughot yaitu هُوَ وَصْفُ شَيْئٍ بِمَا هُوَ فِيْهِ artinya mensifati
suatu perkara dengan sifat yang ada pada perkara tersebut. Na’at/sifat menurut
istilah adalah التَّابِعُ الَّذِيْ يَتِمُّ مَتْبُوْعَهُ
لِبَيَانِ صِفَةٍ مِنَ الصِّفَاتِ بِمَا يَتَعَلَّقُ فِيْهِ artinya
sifat yang mengikuti mausufnya (yang di sifati)
yang menyempurnakan mausufnya untuk menjelaskan suatu sifat dari
sifat-sifat atau menghubungkan suatu sifat yang berhubungan dengan mausufnya.
contoh قَامَ زَيْدٌ العَاقِلُ
2) Rukun Na’at/Sifat
Rukun na’at/sifat
ada dua, yaitu:
- Mausuf yaitu yang di sifati
- Sifat yaitu sifat yang terdapat pada mausuf
Sifat terbagi dua,
yaitu:
a. Sifat Haqiqi (صفة حققى),
apa itu sifat haqiqi? هُوَ مَا رَفَعَ
اسْمًا مُضْمَرًا مُسْتَتِيْرًا يَعُوْدُ اِلَى الْمَنْعُوْتِ artinya
sifat yang merofa’kan isim dhomir yang di simpan yang kembali (dhomir) kepada
mausufnya. Contoh زَيْدٌ العَاقِلُ taqdirnya زَيْدٌ العَاقِلُ هُوَ
Qiyasan sifat
haqiqi :
- جَاءَ زَيْدٌ العَاقِلُ
- جَاءَ زَيْدَانِ العَاقِلَان
- جَاءَ زَيْدُوْنَ العَاقِلُوْنَ
- جَائَتْ هِنْدٌ العَاقِلَةُ
- جَائَتْ هِنْدَانِ العَاقِلَتَانِ
- جَائَتْ هِنْدَاتٌ العَاقِلَاتٌ
- جَائَتْ هُنُوْدُ العَوَاقِلُ
b. Sifat Sababi (صفة سببى),
apa itu sifat sababi? هُوَ مَا رَفَعَ
اسْمًا ظَاهِرًا فِيْهِ ضَمِيْرٌ يَعُوْدُ اِلَى الْمَنْعُوْتِ artinya
sifat yang merofa’kan isim dzohir yang di dalam isim dzohir terdapat dhomir
yang kembali kepada mausufnya.
Qiyasan sifat
sababi :
- جَاءَ زَيْدٌ العَاقِلُ اَبُوْهُ
- جَاءَ زَيْدَانِ العَاقِلُ اَبُوْهُمَا
- جَاءَ زَيْدُوْنَ العَاقِلُ اَبُوْهُمْ
- جَائَتْ هِنْدٌ العَاقِلُ اَبُوْهَا
- جَائَتْ هِنْدَانِ العَاقِلُ اَبُوْهُمَا
- جَائَتْ هِنْدَاتٌ العَاقِلُ اَبُوْهُنَّ
3) Ma’rifat dan Nakiroh
Sebab membahas Ma’rifat dan Nakiroh karena berkaitan dengan Sifat Haqiqi. Apa itu Ma’rifat? هُوَ مَادَلَّ عَلَى مُعَيَّنٍ artinya kalimah yang menunjukan sesuatu yang telah ditentukan dan diketahui maksudnya. Adapun ma’rifat terbagi lima, yaitu:
- Isim Dhomir (اسم ضمير), apa itu isim dhomir? Yaitu هُوَ مَادَلَّ عَلَى مُتَكَلِّمٍ اَوْ مُخَاطَبٍ اَوْ غَائِبٍ artinya kalimah yang menunjukan pada mutakalim, mukhotob, atau ghoib. Contoh اَنَا، نَحْنُ (مُتَكَلِّم), اَنْتَ،اَنْتُمَا، اَنْتُمْ، اَنْتِ، اَنْتُمَا، اَنْتُنَّ (مُخَاطَب), هُوَ، هُمَا، هُمْ هِيَ، هُمَا، هُنَّ (غَائِب)
- Isim Alam (اسم عالم), apa itu isim alam? Yaitu isim yang menunjukan nama seseorang atau nama tempat. Contoh مَكَّةَ، زَيْدٌ، هِنْدٌ
- Isim Mubham (اسم مبهم), apa itu isim mubham? Yaitu isim yang di samarkan tetapi sudah ditentukan. Yaitu ada dua :
- Isim Mausul (اَلَّذِيْ، اَلَّذَانِ، اَلَّتِيْ، اَلَّتَانِ، اَلَّذِيْنَ), contoh جَاءَ الَّذِيْ قَامَ اَبُوْهُ
- Isim Isyaroh (هٰذَا، هٰذِهِ، هَااُولٰئِكَ، ذٰلِكَ، تِلْكَ), contoh هٰذَا كِتَابٌ
- Kalimah isim yang memakai alif lam, contoh الرَّجُلُ, اَلْغُلَامُ
- Kalimah yang di idhofatkan kepada salah satu yang empat diatas, contoh غُلَامُ زَيْدٍ
Apa itu nakiroh ? yaitu كُلُّ اسْمٍ شَائِعٍ فِى جِنْسِهِ لَا يَخْتَصُّ بِهِ وَاحِدٌ دُوْنَ اٰخَرَ artinya setiap kalimah isim yang umum dalam jenisnya dan tidak khusus satu dan selain yang satu. Contoh lafadz رَجُلٌ (laki-laki) untuk semua jenis رَجُل (laki-laki) tidak untuk laki-laki yang namanya زَيْد saja. Ciri isim nakiroh yaitu setiap isim yang sah memakai alif lam, akan tetapi apabila sudah memakai alif lam maka jadi isim ma’rifat. Contoh رَجُلٌ (nakiroh) menjadi الرَّجُلُ (ma’rifat).
2. Athof /Athaf (عطف)
Bagian kedua dari tawabi’ yaitu athof/athaf, athof/athaf terbagi dua yaitu:
1) Athof /Athaf Nasaq (عطف نسق)
Apa itu athof /athaf nasaq (عطف نسق)? Yaitu هُوَ التَّابِعُ الْمُتَوَسِّطُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَتْبُوْعِهِ اَحَدُ حُرُوْفِ الْعَطْفِ artinya kalimah yang mengikuti melalui perantara antara tabi’ (تابع = معطوف) dengan matbu’nya (متبوع = معطوف عليه) dengan memakai salah satu huruf athof /athaf. Contoh قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌ
Ada berapakah Rukun athof /athaf nasaq (عطف نسق) ? Ada tiga, yaitu:
a. Ma’thuf ‘Alaih (مَعْطُوْف عَلَيْه)
b. Huruf athof /athaf (حرف عطف)
c. Ma’thuf (مَعْطُوْف)
Ada berapakah huruf athof /athaf? huruf athof /athaf ada 10, yaitu:
- وَاوُ maknanya مُطْلَقُ الْجَمْعِ artinya “dan”. Contoh جَاءَزَيْدٌ وَعَمْرٌو
- فَاء maknanya تَرْتِيْبُ الْاِتِّصَال artinya “maka/kemudian” . Contoh جَاءَزَيْدٌ فَعَمْرٌو
- ثُمَّ maknanya تَرْتِيْبُ الْاِنْفِصَال artinya “kemudian” . Contoh جَاءَزَيْدٌ ثُمَّ عَمْرٌو
- اَوْ maknanya لِلتَّخْيِيْر artinya “atau” . Contoh جَاءَزَيْدٌ اَوْعَمْرٌو
- اَمْ maknanya لِلتَّخْيِيْر artinya “atau” . Contoh جَاءَزَيْدٌ اَمْ عَمْرٌو
- اِمَّا maknanya لِلتَّفْصِيْل artinya “adapun” . Contoh فِدَاءً وَاِمَّا بَعْدُ مَنَّا فَاِمَّا
- بَلْ maknanya اِضْرَب اِنْتِقَال artinya “melainkan” . Contoh مَا جَاءَ زَيْدٌ بَلْ عَمْرٌو
- لَا maknanya نَفِى artinya “tidak” . Contoh مَا جَاءَ زَيْد لَا عَمْرٌو
- لٰكِنْ maknanya اِنْتِقَال artinya “tetapi” . Contoh مَا جَاءَ زَيْدٌ لَٰكِنْ عَمْرٌو
- حَتَّى maknanya غَايَة artinya “sehingga” . Contoh اَكَلْتُ السَّمَكَ حَتَّى رَأْسَهَا
2) Athof /athaf Bayan (عطف بيان)
Apa itu athof /athaf bayan (عطف بيان)? Yaitu: هُوَ التَّابِعُ الوَاضِحُ المَخصُوصُ مَتْبُوْعُهُ الْجَامِدُ غَيْرُ الْمُؤَوَّلِ بِالْمُشْتَقِ artinya kalimah yang mengikuti yang menjelaskan yang di ikuti yang di khususkan matbu’nya yang jamid yang tidak bisa di takwil atau tidak bisa di ganti dengan isim fa’il atau isim maf’ul. Contoh جَاءَ عُمَرُ اَبُوْ حَفْصٍ menjelaskan bahwa Abu Hafsin itu adalah Umar, hukum اَبُوْ حَفْصٍ adalah jamid dan khusus bagi Umar dan tidak bisa di takwil dengan isim fa’il dan isim maf’ul.
Ada berapakah Rukun athof /athaf bayan (عطف بيان)? Ada dua, yaitu:
a. Ma’thuf ‘Alaih (مَعْطُوْف عَلَيْه)
b. Ma’thuf (مَعْطُوْف), berarti athof /athaf bayan tidak memakai huruf athof/athaf.
Kalimah yanh sah dijadikan athof /athaf bayan adalah sebagi berikut:
- Alam Laqob (علم لقب), nama yang menunjukan pujian atau hinaan. Contoh زَيْدٌ الْعَالِمُ
- Alam Kun-yah (علم كنية), nama yang di awali dengan lafadz اَبٌ، اُمٌّ، اِبْنٌ، اَبُوْ حَفْصٍ
- Kalimah isim yang terdapat alif lam setelah isim isyaroh. Contoh جَاءَ زَيْدٌ هٰذَا الرَّجُلُ
- Kalimah yang sah dijadikan badal
3. Taukid (تَوْكِيْد)
Apa itu taukid? Taukid menurut bahasa/lugot adalah التَّقْوِيَةُ artinya menguatkan. Taukid menurut istilah terbagi dua, yaitu:
- Taukid Lafdzi (تَوْكِيْد لفظي), apa itu taukid lafdzi? Yaitu اِعَادَةُ اللَّفْظِ بِعَيْنِهِ اَوْ بِمُرَادِفِهِ artinya mengembalikan lafadz dengan dzatiyahnya lafadz tersebut atau dengan sinonimnya. Contoh جَاءَ زَيْدٌ زَيْدٌ (بِعَيْنِهِ), جَاءَ اِنْسَانٌ بَشَرٌ (بِمُرَادِفِهِ/sinonim)
- Taukid maknawi (تَوْكِيدُ مَعْنَوِي), apa itu taukid maknawi? Yaitu التَّابِعُ يُقْصَدُ بِهِ كَوْنُ المَتْبُوْعِ عَلَى ظَهْرِهِ artinya kalimah yang mengikuti apa yang dimaksud oleh suatu lafadz yaitu yang di ikuti (matbu’) secara dzohirnya. Contoh جَاءَ زَيدٌ نَفْسُهُ . Taukid maknawi terbagi dua, yaitu:
a. Maknawi Aini (مَعْنَوِي عَيْنِي), apa itu Maknawi Aini (مَعْنَوِي عَيْنِي)? Yaitu هُوَ مَا يَرْفَعُ تَوَهُّمُ مُضَافٍ إِلَى المُؤَكَّدِ yaitu lafad نَفْسٌ, عَيُنٌ
Contoh qiyasan lafadz nafsun (نَفْسٌ):
- جَاءَ زَيدٌ نَفْسُهُ رَاَيْتُ زَيْدًا نَفْسَهُ مَرَرْتُ بِزَيْدٍ نَفْسِهِ
- جَاءَ زَيْدَانِ أَنْفُسُهُمَا رَاَيْتُ زَيدَينِ أَنْفُسَهُمَا مَرَرْتُ بِزَيدَيْنِ أَنْفُسِهِمَا
- جَاءَ زَيْدُونَ أَنْفُسُمُ رَاَيْتُ زَيدِينَ أَنْفُسَهُمْ مَرَرْتُ بِزَيْدِيْنَ أَنْفُسِهِمْ
Contoh qiyasan lafadz ainun (عَيْن):
- جَاءَ زَيْدٌ عَيْنُهُ رَأَيْتُ زَيْدًا عَيْنَهُ مَرَرْتُ بِزَيْدٍ عَيْنِهِ
- جَاءَ زَيدَانِ اَعْيُنُهُمَا رَأَيْتُ زَيْدَيْنِ أَعْيُنُهُمَا مَرَرْتُ بِزَيْدَيْنِ أَعْيُنُهُمَا
- جَاءَ زَيْدُوْنَ اَعْيُنُهُمْ رَأَيْتُ زَيْدِيْنَ أَعْيُنُهُمْ مَرَرْتُ زَيْدِيْنَ أَعْيُنُهُمْ
b. Maknawi Syumuli (معنوي شمولي), apa itu maknawi Syumuli (معنوي شمولي)? Yaitu هُوَ مَا يَرْفَعُ تَوَهُّمُ عَدَمِ إِرَادَةِ الشُّمُوْلِ . Contoh أَجْمَعُوْنَ/ جَاءَ القَوْمُ كُلُّهُمْ
Ada berapa Rukun Taukid? Ada dua, yaitu : muakad (مؤكد )/ matbu’ (متبوع) dan taukid (توكيد)/tabi’ (تابع). Adapun jumlah alat taukid ada tujuh, yaitu: نَفْسٌ، عَيْنٌ، كُلٌّ، اَجْمَعُ، اَبْتَعُ، اَكْتَعُ، اَبْصَعُ
Antara taukid dan muakad harus sama dalam dua hal yaitu sama i’robnya (rofa, nashob, khofad), sama dalam ma’rifat dan nakirohnya.
4. Badal (بدل)
Apa itu badal? Badal menurut bahasa/lughot yaitu الإِبْدَالُ artinya pengganti. Adapun badal menurut
istilah adalah هُوَ التَّابِعُ المَقْصُودُ بِالْحُكْمِ
بِلَا وَاسِطَةٍ بَيْنَهُ وبَيْنَ مَتْبُوْعِهِ artinya kalimah yang mengikuti yang di
maksud oleh hukum dengan tidak memakai perantara antara tabi’ dan matbu’/
antara badal dan mubdal minhu. Contoh جَاءَ زَيْدٌ أَخَوكَ (زَيْدٌ = أَخَوكَ).
Antara badal dan mubdal
minhu harus sama dalam dua hal yaitu sama i’robnya (rofa, nashob, khofad), sama
dalam ma’rifat dan nakirohnya.
Ada berapa
pembagian badal? Badal terbagi kepada empat, yaitu:
1) Badal Kuli Minal Kuli/Mutobiq/Syaiun Mina Sayain (بَدَلَ كُلِّ مِنْ كُلِّ/ مُطَابِق/ شَيْئٍ مِنْ شَيْءٍ)
Apa pengertian badal
kuli minal kuli/mutobiq/syaiun mina sayain (بَدَلَ كُلِّ مِنْ كُلِّ/ مُطَابِق/ شَيْئٍ مِنْ شَيْءٍ)?
Yaitu هُوَ مَا كَانَ الثَّانِي فِيهِ عَيْنَ الْأَوَّلِ artinya adanya
yang kedua (badal) itu dzatiyah yang pertama (mubdal minhu). Contoh جَاءَ زَيْدٌ أَخَوكَ (زَيْدٌ = أَخَوكَ)
2) Badal Ba’dhi Inal Kuli (بَدَلَ بَعْضِ مِنْ كُلِّ)
Apa pengertian
badal ba’dhi inal kuli (بَدَلَ بَعْضِ مِنْ كُلِّ)? Yaitu هَوَ مَا كَانَ الثَّانِي فِيهِ بَعْضًا مِنَ الأَوَّلِ artinya
menggantikan sebagian dari keseluruhan. Contohnya أَكَلْتُ الرَّغِيْفَ تُلَثَهُ.
3) Badal Isytimal (بَدَلَ اشْتِمَال)
Apa pengertian
badal isytimal (بَدَلَ اشْتِمَال)?
Yaitu هُوَ مَا كَانَ الثَّانِي فِيهِ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الأَوَّلِ اِرْتِبَاطٌ بِغَيْرِ الْكُلِّيَّاتِ وَالْجُزْئِيَّةِ/ أَنْ يَّكُونَ المُبَدَلُ
مِنْهُ مُشْتَمِلًا إلَى البَدَلِ artinya badal yang berada diantara yang ke
dua (badal) dan yang pertama (mubdal minhu) berkaitan atau berhubungan tetapi
tidak seluruhnya ataupun tidak sebagian/mubdal minhu mencakup badal. Contoh نَفَعَنِى زَيْدٌ عِلْمُهُ ilmu ada pada zaid, tetapi bukan berarti ilmu adalah zaid dan bukan
berarti ilmu itu keseluruhan dari zaid.
4) Badal Gholath (بدل غلط)
Apa pengertian badal gholath (بدل غلط)? Yaitu مَا ذُكِرَ فِيْهِ الْاَوَّلُ غَلَطًا ثُمَّ ذُكِرَ الثَّانِي لِاِزَالَةِ ذٰلِكَ الْغَلَطِ artinya sesatu yang di ceritakan/di sebutkan awalnya (mubdal minhu) akan tetapi salah, kemudian menceritakan/menyebutkan yang ke dua (badal) untuk menghilangkan kesalahan yang tadi. Contoh رَكِبْتُ زَيْدًا الْفَرَسَ maksud menyebutkan الْفَرَسَ tetapi malah menyebutkan زَيْدًا, kemudian di sebutkan الْفَرَسَ supaya menunjukan bahwa yang di maksud bukan Zaid.
DOWNLOAD ISIM-ISIM YANG DI ROFA'KAN BENTUK WORD
Semoga artikel tentang isim-isim yang di rofa'kan bermanfaat dan bisa menjadi bahan materi untuk bapak/ibu guru mengajar.